Sabtu, 24 September 2011

STUDI KASUS: 4-FOOD VS MC DONALD’S


STUDI KASUS:   4FOOD VS MC DONALD’S
           
Restoran ini didirikan oleh Richard & Maurice McDonald's pada tahun 1937 di sebelah timur kota Pasadena. Saat itu McDonald's hanya merupakan restoran Drive In yang pada waktu itu sedang berkembang pesat trend Drive In. Bangunan restorannya berbentuk persegi delapan, dengan mengekspose ruangan dapurnya dan tidak memiliki tempat duduk di bagian dalam restorannya. Kedua bersaudara tersebut kemudian berniat untuk lebih mengembangkan restoran mereka, yang pada saat itu sudah cukup sukses dan menguntungkan. Fokus pengembangannya adalah pada kecepatan pelayanan yang diharapkan akan meningkatkan volume pembelian konsumen. Konsep utama yang diterapkan adalah kecepatan, harga terjangkau dan volume. Restoran ini juga telah memiliki logo sendiri yaitu The Golden Arch. Logo ini dirancang oleh George Dexter yang merupakan seorang perancang neonsign. Logo ini memiliki warna kuning terang dan berbentuk simple, mudah diingat dan jugasecara tidak langsung mencerminkan huruf “M” dari McDonald's.
Restoran ini pertama kali dibuka oleh pemilik yang bernama Ray kroc pada tahun 1955 dengan pendapatan pertamanya sekitar $ 366,12. Selama lima puluh tahun berkembang, McDonald’s menghasilkan pendapatan lebih dari $ 23 miliar dalam jangka waktu setahun.   Dan restoran ini mendapat kehormatan untuk menempati peringkat Top Ten selmaa 27 kali dalam 29 tahun.
Rumah makan cepat saji merupakan salah satu bentuk industri hybrid antara produk clan jasa yang banyak ditermui dikota-kota besar di Indonesia.   Model perilaku clan proses pembelian konsumen rumah makan cepat saji dikembangkan untuk mempelajari apa yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih rumah makan cepat saji.   Model ini tersusun atas enam tahap yaitu :   Kesadaran akan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi, pengaruh eksternal, pembelian, perilaku setelah pembelian.
Fokus perhatian dalam penelitian ini adalah delapan faktor pada model yaitu pemicu, motif, pencarian informasi, atribut rumah makan cepat saji, pengaruh orang lain, pengaruh situasional, perilaku  setelah pembelian, clan karakteristik konsumen.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya variabel-variabel dominan dalam setiap faktor.   Hasil analisa komponen utama tanpa rotasi menunjukkan adanya dua komponen utama yaitu:   Komponen pelayan,  pelayanan clan atribut fisik rumah makan clan komponen promosi, yang  dapat digunakan untuk mengukur persepsi konsumen tentang sebuah rumah makan cepat saji.  Analisa komponen utama dengan rotasi menghasilkan sebelas komponen yang sama, merupakan perluasan, atau penggabungan tujuh bauran pemasaran (7P), yang dapat digunakan untuk mengukur persepsi konsumen tentang sebuah rumah makan cepat saji pada aspek-aspek yang lebih detil. 
 Segmentasi konsumen berdasarkan faktor demografis menunjukkan adanya perbedaan perilaku clan preferensi antara konsumen rumah makan cepat saji yang tinggal pada kota seperti di daerah kita NAD, antara konsumen dengan pekerjaan kegiatan yang berbeda, kelompok usia yang berbeda, serta kelompok pendapatan yang berbeda.
YANG  MENJADI PERMASALAHAN YAITU:

Masaalah:         Bedakan layanan restoran burger di pasar yang ramai atau pada daerah kita, atau    dapatkah Resto donald’s berjalan dan berkembang di Banda Aceh seperti layaknya produk jung Food pada 4Food
Solusi:                  -         Memanfaatkan jaringan sosial dan kerumunan sourcing untuk pemasaran dan jasa
-         Memesan via online ipad
-         Pelanggan dapat membuat dan nama sandwich sendiri
-         Twitter, facebook, empat persegi integrasi
Menggambarkan:     Penggunaan sistem informasi untuk menciptakan produk baru dan layanan informasi
Menunjukkan:             Penggunaan teknologi jaringan sosial sebagai alat jaringan pemasaran

Sebagaimana kita tahu makanan cepat saji sudah banyak ada di Banda Aceh, salah satunya adalah McDonald’s,  Itu semua hanya satu alasan yang membuat mereka selalu dapat untung ialah praktis dan ekonomis.    Salah satu sifat dari kebutuhan orang Aceh adalah ingin selalu praktis dan cepat saji.
Dalam menjalankan usahanya McDonald’s dalam McDonaldisasi menjalankan dengan 4 prinsip diantaranya: Pertama, system McDonald’s menawarkan kepada kita sebuah metode yang optimal untuk mendapatkan satu hal ke hal yang lain (efisiensi). Secara umum, McDonald’s menawarkan cara-cara terbaik untuk mengubah rasa lapar menjadi kenyang. Kedua, calculability, McDonald’s menawarkan kepada kita makanan dan layanan yang terkuantifikasi dan terkalkulasi. Ketiga, kemampuan memprediksi, yakni kapan produk dan pelayanan akan selalu siap disajikan setiap saat. Keempat, kontrol, Mcdonald’s mengutamakan konsistensi pekerja dalam menjalankan tugasnya.
Namun pada kasus ini seperti kita ketahui McDonald’ bukanlah merupakan salah satu jenis makanan yang merupakan makanan utama didaerah kita khususnya Aceh, karena dalam penyajiannya Mc Donald’s merupakan suatu sajian yang dikonsumsi sebagai pilihan kedua bagi masyarakat kita yang disajikan beserta minuman kopi, teh dan lainnya.
Jadi dalam penyajian layanan makanan cepat saji dan di Aceh khususnya McDonald mungkin tidak begitu beruntung seperti produk lainnya seperti KFC, Fizza Hutz dan lainnya walaupun dikalangan tertentu masih banyak yang menggemarinya.
Sama halnya dengan 4-food, produk lokal sebenarnya juga tidak kalah menariknya dari mereka, seperti yang kita ketahui warung makan yang ada dipinggiran jalan dan lesehan merupakan warung rumah makan cepat saji yang tidak kalah menariknya dengan makanan siap saji yang terkenal yang merupakan salah satu  bentuk industri perumahan yang sangat menguntungkan dan menjanjikan. 
Model perilaku clan proses pembelian konsumen rumah makan cepat saji dikembangkan untuk mempelajari apa yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih rumah makan cepat saji yang sederhana saja sudah bisa menggunakan Hotspot free tidak kalah dengan tempat makan di tempat-tempat yang mahal.   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar